Senin, 22 Juli 2013

PRAMOEDYA ANANTA TOER QUOTES (Anak Semua Bangsa)

ANAK SEMUA BANGSA
  • "Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang takkan mengenal bangsanya sendiri" #Pramoedya AnantaToer
  • "Barang siapa tidak tahu bersetia pada azas, dia terbuka terhadap segala kejahatan: dijahati atau menjahati" #Pramoedya AnantaToer
  • "Nama berganti seribu kali dalam sehari, makna tetap" #Pramoedya AnantaToer
  • "Kalau hati dan pikiran manusia sudah tak mampu mencapai lagi, bukankah hanya pada Tuhan juga orang berseru?" #Pramoedya AnantaToer
  • "Kau pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, pribumi itu, tidak terpelajar, kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus bicara pada mereka, dengan bahasa yang mereka tahu" #Pramoedya AnantaToer
  • "Mendapat upah karena menyenangkan orang lain yang tidak punya persangkutan dengan kata hati sendiri, kan itu dalam seni namanya pelacuran?" #Pramoedya AnantaToer
  • "Jangan kau mudah terpesona oleh nama-nama. kan kau sendiri pernah bercerita padaku: nenek moyang kita menggunakan nama yang hebat-hebat, dan dengannya ingin mengesani dunia dengan kehebatannya—kehebatan dalam kekosongan. Eropa tidak berhebat-hebat dengan nama, dia berhebat-hebat dengan ilmu pengetahuannya. Tapi si penipu tetap penipu, si pembohong tetap pembohong dengan ilmu dan pengetahuannya" #Pramoedya AnantaToer
  • "Benih yang tidak sempurna akan punah sebelum berbuah" #Pramoedya AnantaToer
  • "Jangan agungkan Eropa sebagai keseluruhan. Di mana pun ada yang mulia dan jahat. Di mana pun ada malaikat dan iblis. Di mana pun ada iblis bermuka malaikat, dan malaikat bermuka iblis. Dan satu yang tetap, Nak, abadi : yang kolonial, dia selalu iblis" #Pramoedya AnantaToer
  • "Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun ? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari" #Pramoedya AnantaToer
  • "Dengan ilmu pengetahuan modern, binatang buas akan menjadi lebih buas, dan manusia keji akan semakin keji. Tapi jangan dilupakan, dengan ilmu-pengetahuan modern binatang-binatang yang sebuas-buasnya juga bisa ditundukkan"#Pramoedya AnantaToer
  • "Pernah kudengar orang kampung bilang: sebesar-besar ampun adalah yang diminta seorang anak dari ibunya, sebesar-besar dosa adalah dosa anak kepada ibunya" #Pramoedya AnantaToer
  • "Inilah jaman modern, Minke, yang tidak baru dianggap kolot, orang tani, orang desa. Orang menjadi begitu mudah terlena, bahwa di balik segala seruan, anjuran, kegilaan tentang yang baru menganga kekuatan gaib yang tak kenyang-kenyang akan mangsa. Kekuatan gaib itu adalah deretan protozoa, angka-angka, yang bernama modal" #Pramoedya AnantaToer
  • "Apa akan bisa ditulis dalam Melayu? Bahasa miskin seperti itu? Belang bonteng dengan kata-kata semua bangsa di seluruh dunia? Hanya untuk menyatakan kalimat sederhana bahwa diri bukan hewan" #Pramoedya AnantaToer
  • "Kartini pernah mengatakan : mengarang adalah bekerja untuk keabadian" #Pramoedya AnantaToer
  • "Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit" #Pramoedya AnantaToer
  • "Kehidupan lebih nyata daripada pendapat siapa pun tentang kenyataan" #Pramoedya AnantaToer
  • "Selama penderitaan datang dari manusia, dia bukan bencana alam, dia pun pasti bisa dilawan oleh manusia" #Pramoedya AnantaToer
  • "Revolusi Perancis, mendudukkan harga manusia pada tempatnya yang tepat. Dengan hanya memandang manusia pada satu sisi, sisi penderitaan semata, orang akan kehilangan sisinya yang lain. Dari sisi penderitaan saja, yang datang pada kita hanya dendam, dendam semata..." #Pramoedya AnantaToer
  • "Orang rakus harta benda selamanya tak pernah membaca cerita, orang tak berperadaban. Dia takkan pernah perhatikan nasib orang. Apalagi yang hanya dalam cerita tertulis" #Pramoedya AnantaToer
  • "semua yang terjadi di kolong langit ini adalah urusan setiap orang yang berfikir" #Pramoedya AnantaToer
  • "Kalau kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berpikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang memang berjiwa kriminil, biar pun dia sarjana" #Pramoedya AnantaToer


Sumber :
- Novel Anak Semua Bangsa karya #Pramoedya AnantaToer
- http://id.wikiquote.org/wiki/Pramoedya_Ananta_Toer

PRAMOEDYA ANANTA TOER QOUTES (Jejak Langkah)

 JEJAK LANGKAH
  • "...dan modern adalah juga kesunyian manusia yatim-piatu dikutuk untuk membebaskan diri dari segala ikatan yang tidak diperlukan: adat, darah, bahkan juga bumi, kalau perlu juga sesamanya. #PramoedyaAnantaToer
  • "Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. #PramoedyaAnantaToer
  • "Persahabatan lebih kuat dari pada panasnya permusuhan. #PramoedyaAnantaToer
  • "Dahulu, nenek moyangmu selalu mengajarkan, tidak ada yang lebih sederhana daripada hidup: lahir, makan-minum, tumbuh, beranak-pinak dan berbuat kebajikan. #PramoedyaAnantaToer
  • "Setiap hak yang berlebihan adalah penindasan. #PramoedyaAnantaToer
  • "Orang Belanda sering membisikkan: berbahagialah mereka yang bodoh, karena dia kurang menderita. Berbahagialah juga kanak-kanak yang belum membutuhkan pengetahuan untuk dapat mengerti. #PramoedyaAnantaToer
  • "Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri.#PramoedyaAnantaToer
  • "Apa bisa diharapkan dari mereka yang hanya bercita-cita jadi pejabat negeri, sebagai apapun, yang hidupnya hanya penantian datangnya gaji? #PramoedyaAnantaToer
  • "Tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau dia tak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan untuknya. #PramoedyaAnantaToer
  • "Berbahagialah dia yang tak tahu sesuatu. Pengetahuan, perbandingan, membuat orang tahu tempatnya sendiri, dan tempat orang lain, gelisah dalam alam perbandingan. #PramoedyaAnantaToer
  • "Setiap permulaan memang sulit. Dengan memulai setengah pekerjaan sudah selesai, kata pepatah. #PramoedyaAnantaToer
  • "...bila akar dan batang sudah cukup kuat dan dewasa, dia akan dikuatkan oleh taufan dan badai. #PramoedyaAnantaToer
  • "Jangan Tuan terlalu percaya pada pendidikan sekolah. Seorang guru yang baik masih bisa melahirkan bandit-bandit yang sejahat-jahatnya, yang sama sekali tidak mengenal prinsip. Apalagi kalau guru itu sudah bandit pula pada dasarnya. #PramoedyaAnantaToer
  • "Tetapi manusia pun bisa mengusahakan lahirnya syarat-syarat baru, kenyataan baru, dan tidak hanya berenang diantara kenyataan-kenyataan yang telah tersedia. #PramoedyaAnantaToer
  • "Semua ditentukan oleh keadaan, bagaimanapun seseorang menghendaki yang lain. Yang digurun pasir takkan menggunakan bahtera, yang di samudera takkan menggunakan onta. #PramoedyaAnantaToer
  • "Tanpa wanita takkan ada bangsa manusia. Tanpa bangsa manusia takkan ada yang memuji kebesaranMu. Semua puji-pujian untukMu dimungkinkan hanya oleh titik darah, keringat dan erang kesakitan wanita yang sobek bagian badannya karena melahirkan kehidupan.#PramoedyaAnantaToer
  • "Di balik setiap kehormatan mengintip kebinasaan. Di balik hidup adalah maut. Di balik persatuan adalah perpecahan. Di balik sembah adalah umpat. Maka jalan keselamatan adalah jalan tengah. Jangan terima kehormatan atau kebinasaan sepenuhnya. Jalan tengah—jalan ke arah kelestarian. #PramoedyaAnantaToer

QUOTE GUSDUR

  • Tidak boleh lagi ada pembedaan kepada setiap warga negara Indonesia berdasarkan agama, bahasa ibu, kebudayaan serta ideologi. #GusDur
  • Gitu aja kok repot. #GusDur
  • ‎"Memuliakan Manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya" #GusDur
  • Kalau dulu saya mengatakan DPR TK (Taman Kanak-kanak –red), sekarang malah playgroup. #GusDur
  • Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa ada perbedaan. #GusDur
  • Kalau sekarang ini ada yang menjelekkan nama Islam, kita didik agar membawa nama Islam yang damai. #GusDur
  • Seolah-olah Islam diwakili oleh mereka yang keras-keras itu. Enggak bener. #GusDur
  • Guyonan CIA di Indonesia sudah tidak ada teroris lagi, karena semua teroris sudah jadi menteri. saat membahas tentang teroris-teroris di Indonesia yang gerilya dengan berbagai aksi ledakan bom #GusDur
  • Jadinya kita menjadi bangsa yang jadi bahan tertawaan orang. Masak Timor Leste yang kayak itu saja mereka bisa permainkan kita. #GusDur
  • Kita ini celaka. 70 persen tanah air kita laut, tetapi garam saja impor. Kalau bodoh sih gak apa-apa, tapi kalau disengaja kok bodoh. Saya tahu impor setiap satu ton dapat 10 dolar. Jadi impor itu hanya menguntungkan yang impor saja. #GusDur
  • "Demokrasi itu bukan hanya masalah kebebasan saja, tapi juga keadilan dan kesamaan di muka hukum" #GusDur

  • “Kita butuh Islam ramah bukan Islam marah” #GusDur

Minggu, 21 Juli 2013

ROMAN PERTAMA DARI TETRALOGI BURU

Bumi Manusia adalah buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang pertama kali diterbitkan oleh Hasta Mitra pada tahun 1980.
Buku ini ditulis Pramoedya Ananta Toer ketika masih mendekam di Pulau Buru. Sebelum ditulis pada tahun 1975, sejak tahun 1973 terlebih dahulu telah diceritakan ulang kepada teman-temannya.
Setelah diterbitkan, Bumi Manusia kemudian dilarang beredar setahun kemudian atas perintah Jaksa Agung. Sebelum dilarang, buku ini sukses dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 1980-1981. Sampai tahun 2005, buku ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa. Pada September 2005, buku ini diterbitkan kembali di Indonesia oleh Lentera Dipantara.
Buku ini melingkupi masa kejadian antara tahun 1898 hingga tahun 1918, masa ini adalah masa munculnya pemikiran politik etis dan masa awal periode Kebangkitan Nasional. Masa ini juga menjadi awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda, masa awal pertumbuhan organisasi-organisasi modern yang juga merupakan awal kelahiran demokrasi pola Revolusi Perancis.
REVIEW
“Seorang terpelajar harus berlaku adil sejak dalam fikiran apalagi dalam perbuatan” Pramoedya Ananta Toer.
Membaca Roman ini membuat saya seolah hadir pada akhir Abad ke-19 melihat dengan jelas kehidupan Hindia Belanda dengan perbauran bermacam ras manusia: Pribumi, Eropa toktok, Peranakan, Tiongkok juga Jepang. Cerita yang memadukan kisah romantis, ketidak adilan kolonialis, pemikiran-pemikiran Liberal dan keterbelakangan yang berupa sembah pada leluhur dan pembesar melalui perendahandan penghinaan manusia. Semuanya tertulis begitu apik, detail dan mengalir. Jika biasanya saya selalu ingin cepat menghabiskan novel yang saya baca karena penasaran dengan ending, membaca roman ini membuat saya betah berlama-lama pada setiap lembarannya. Menikmati kata perkata yang membangun keutuhan karya sastra dari seorang sastrawan Indonesia kawakan yang banyak mendapat penghargaan sastra International ini.
Pramoedya Ananta Toer telah melahirkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih 42 bahasa asing. Dan saya beruntung dapat menikmati salah-satu karya yang ia tulis ketikaia sedang mendekam di kamp kerja paksa tanpa proses peradilan di Pulau Buru ini (dan memang hampir separuh hidupnya dihabiskan di penjara: 3 tahun dalam penjara kolonial, setahun ketika Orde Lama dan 14 tahun yang melelahkan di OrdeBaru).
Adalah Minke (tokoh utama yang bercerita dalam kisah ini) seorang Priyayi Jawa yang beruntung dapat menyerap Ilmu Pengetahuan Eropa di sebuah sekolah H.B.S di Surabaya ketika sebagian besar kaumnya belum lagi mampu baca tulis. Ia mengagumi segala perkembangan Modernyang hanya ia dengar dari guru-guru Eropanya. Dan Magda Peters adalah guru yang sering memuji dan membelanya mengesampingkan label pribumi yang tersemat padanya yang dipandang rendah oleh teman-teman Eropa atau peranakan lainnya. Meski pribumi, ia adalah murid yang gilang gemilang. Magda Peters jugalah yangbanyak berkisah tentang persamaan hak dalam kehidupan sosial ia bahkan mengenalkan Max Havelaar atau De Koffieveillingen der Nederlandsche Handelsmaatschappij-nya Multatuli atau Eduard Douwes Dekker pada minke. Hal itu menginspirasi Minke untuk juga menulis tak hanya iklan lelang namun juga kisah orang-orang disekitarnya. Dan koran S.N. v/d D banyak memuat karyanya dalam Bahasa Belanda yang memakai nama pena Max Tollenar. Salah-satu karyanya dipuji di depan seluruh siswa dan para guru Eropa tanpa mereka tahu itu adalah karyanya.
Kisah semakin menarik meski mendatangkan konflik ketika ia berkenalan dengan Annelies Mellema yang digambarkan memiliki kecantikan melebihi Sri Ratu Wilhelmia. Annelies berparas Eropa berkulit dan bermata pribumi. Ia putri nyai Ontosoroh yang bernama asli Sanikemdengan Herman Mellema pemilik Perusahaan Boerderij Buitenzorg diWonokromo. Keluarga Annelies yang aneh mendatangkan sikap waspada bagi Minkenamun ia tak menampik bahwa ia memiliki ketertarikan yang kuat tak hanya padaAnnelies namun juga pada Nyai Ontosoroh yang berkepribadian dan berpemikiran hebat (terlalu luar biasauntuk seorang gundik) yang seolah mampu menggenggam hati siapapun untu kbertekuk padanya. Dan Annelieslah yang menceritakan kisah kelam Nyai Ontosoroh kepada Minke. Bagaimana di usianya yang belia ia dijual sang ayah jurutulisSastrotomo kepada administratur Tuan Besar Kuasa Herman Mellema karena ambisinya untuk menjadi juru bayar di Pabrik gula Tulangan Sidoarjo. Menjadi Gundik bukanlah yang ia maui. Semua lapisan kehidupan menghukum keluarga nyai-nyai sebagai tingkat susila rendah; juga semua bangsa: pribumi, Eropa, Tionghoa dan Arab. Hal itu membuatnya mendendam tak hanya pada ayahnya ia juga mendendam pada ibunya sendiri yang seperti kebanyakan wanita pribumi lain tak memiliki kemampuan melindungi anaknya meski ingin. Ia menghukum keduanya dengan tak lagi menganggap mereka sebagai orang tua, tak mau menemui mereka, tak sudi membaca dan membalasi surat bahkan ketika ibunya menangis merajuk-rajuk ingin menemuinya ia hanya berpesan.
“Anggaplah aku hanya sebagai telornya yang telah jatuh dari peterangan. Pecah. Bukan telur yang salah”
Namun Tuan Besar kuasa tak memperlakukannya sebagai budak belian ia mengajarinya banyak hal tidak hanya baca tulis Belanda dan Melayu namun juga segala adat dan budaya Eropa. Memberinya bacaan rutin yang diperintahkan untuk ditamatkan dan diceritakan ulang segala isinya, mengajarinya cara berdandan dan menjaga kebersihan diri juga segala pengetahuan tentang administrasi dan urusan perusahaan. Sanikem tumbuh menjadi pribadi baru ia berubah menjadi wanita Belanda berkulit coklat.
Rumah tangga mereka baik-baik saja meski Herman Mellema tak menikahi Sanikem namun kedua putra darinya Robert Melemma dan Annelies Mellema diakuinya di depan Pengadilan Hindia Belanda. Dan petaka itu terjadi dengan kemunculan seorang Eropa muda yang bersikap angkuh di depan rumah mereka secara tiba-tibadi suatu hari. Ia adalah Ir. Maurits Melema anak tuan Mellema dari istrinya Mevrouw Amelia Hammers yang ia tinggalkan di Nederland. Ir Maurits Melema menghujat kelakuan sang ayah yang dianggapnya bermoral rendah hidup tanpa pernikahan dengan seorang pribumi sedang ia belum menceraikan istri sahnya. Lalu tanpa menghiraukan pembelaan sang ayah ia pergi begitu saja meninggalkan Herman Mellema yang retak oleh perasaan bersalah hingga tak perduli lagi pada keluarga Nyai Ontosoroh dan perusahaannya. Ia melarikan diri pada segala minuman keras dan pelacur. Nyai Ontosoroh kecewa dan membenci keringkihan tuan Mellema ialah yang lalu pontang panting mempertahankan perusahaan dan melibatkan Annelis dalam mengolah perusahaan sedang Robert Mellema berwatak Eropa sangat benci pada pribumi juga pada ibunya sendiri. Dimatanya ibunya hanya pribumi yang rendah. Meski ia tak juga diperdulikan olehayah yang ia kagumi.
Berbeda dengan Nyai Ontosoroh, Annelies memiliki kepribadian yang rapuhdan manja meski ia dididik keras untuk mampu mengurusi perusahaan namun ia tak memiliki kontrol atas diri sendiri ibunya yang selalu menentukan geraknya, serupa boneka kesayangan. Pertemuannya dengan Minke membuatnya merasa memiliki teman tapi ia tak hanya menganggap Minke sebagai teman, ia jatuh cinta pada Minke dan ketika Minke kembali ke Surabaya ia jatuh sakit yang menurut dr Martinet dokter keluarga mereka hanya Minke yang bisa menyembuhkan dan nyai Ontosoroh yang tak ingin putrinya tersiksa meminta Minke tinggal di rumah mereka.
Minke bergulat dengan pendapat masyarakat umum. Semua lapisan kehidupan menghukum keluarga nyai-nyai dengan tingkat susila rendah dan ia juga akan terkena hujat jika tinggal bersama mereka. Dan sahabatnyalah Jeans Marais pelukis asal Perancis yang juga seorang mantan serdadu kompeni yang terlibat Perang Aceh menyadarkannya :

“Pendapat umum perlu dan harus diindahkan, dihormati kalau benar. Kalau salah, mengapa dihormati dan diindahkan?. Kau terpelajar Minke, seorang terpelajar harus jugaberlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan.”
Jeans Marais sendiri mendapat kebijakannya dari pengalaman perangnya di Aceh. Ia mengakui prasangkanya tentang kemampuan perang pribumi ternyata keliru. Kemampuan mereka tinggi hanya peralatan rendah; kemampuan berorganisasi juga tinggi. Orang Aceh punya cara berperang khusus. Dengan alamnya dengan kemampuannya dengan kepercayaannya telah banyak orang kompeni dihancurkan. Mereka membela apa yang mereka anggap sebagai haknya tanpa mengindahkan maut, melawan terus dengan segala kemampuan dan ketidakmampuan. Dan Jean Marais mengagumi dan mencintai bangsa pribumi yang gagah perwira. Juga jatuh cinta pada seorang wanita Aceh yang awalnya adalah tawanan kumpeni. Tragis, wanita Aceh itu terbunuh oleh adik lelakinya sendiri yang menikamnya dengan rencong beracun karena telah terjamah tangan kafir. Tangan Jean Marais!. Dan di Surabaya inilah Jeans Marais mencoba menghadirkan pesona wanita Aceh yang ia cintai itu dalam sapuan kuasnya sambil membesarkan Maysaroh anak yang tak sempat puas menikmati kasih ibunya.
Minke pun lalu tinggal di Boerderij Buitenzorg merawat Annelies hingga ia mendapat keceriaannya kembali. Namun tak lama sampai seorang agen polisi kelas satu menjemputnya tanpa menjelaskan alasan penangkapan. Ia laludibawa ke kota B ke rumah kediaman Bupati Kota B yang ternyata tak lain adalah ayahandanya yang akan dilantik menjadi Bupati dan ayahnya membutuhkan seorang penterjemah karena pejabat Hindia Belanda juga akan datang melantik. Ayahnya ingin anaknya yang paling cerdas tampil membuatnya bangga di malam pelantikannya. Dan meski Minke mengamati segala perkembangan Eropa dan negeri-negeri yang jauh ia tak mengetahui segala berita tentang ayahnya sendiri. Minke merasa tak ada urusan dengan segala berita mutasi pejabat. Kepriyayian bukan lagi duniaku fikirnya: Dunianya bukan bukan jabatan,pangkat, gaji dan kecurangan. Dunianya bumi manusia dengan persoalannya. Minke tak suka pada segala tradisi pengagungan dalam kaumnya. Ia menggambarkandengan:
Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yang kupelajari tahun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia sebagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu. Hilang anthusiasme para guruku dalam menyambut hari esok yang cerah bagi umat manusia. Dan entah berapa kali aku harus mengangkat sembah nanti. Sembah-pengagungan pada leluhur dan pembesar melalui perendahan dan penghinaan diri! Sampai sedater tanah kalau mungkin! Uh, anak cucuku tak kurelakan menjalani kehinaan ini.
Dan Bundanya meski bersikap lembut mengatakan “Kau terlalu banyak bergaul dengan Belanda. Maka kau sekarang tak suka bergaul dengan sebangsamu, bahkan dengan saudara-saudaramu, dengan ayahanda mupun. Surat-surat tak kau balas. Mungkin kau pun sudah tak suka padaku”
“Kau sudah temui jalanmu sendiri. Tempuhlah jalan yang kau anggap baik hanya jangan sakiti orang tuamu, dan orang yang kau anggap tak tahu segala sesuatu yang kau tahu”
Saat acara pelantikan Minke menjalankan tugasnya sebagai penterjemah dengan baik hingga Asisten Residen kagum pada sikapnya yang terpelajar ia pun diundang ke kediaman sang Asisten Residen Herbert de La Croix berkenalan dengan Mriam dan Sarah de LaCroix yang memiliki pemikiran sama dengan sang guru Magda Peters. Liberal!
Kembali ke Wonokromo Minke dihadapkan pada peristiwa matinya tuan Mellemadi Rumah Pelesiran Babah Ah tjong mati dalam muntahan minuman keras beracun. Peristiwa itu menghantarkan Nyai Ontosoroh dan semua yang tinggal di Boerderij Buintenzorg ke depan pengadilan termasuk Minke. Kehidupan pribadi merekapun diusut termasuk hubungannya dengan Annelies. Juruwarta berdatangan ke rumah Koran-koran pun ramai menuliskan berita-berita sensasional. Nyai Ontosoroh dan minke dituduh bersekongkol membunuh tuannya dengan motif kemesuman dan harta. Ayahanda Minke pun mengetahui perihal itu dan menjadi murka pada putra-putrinya ia berkata : siapa saja diantara anak-anaknya berurusan perkara dengan polisi dia adalah menghinanya, maka tak patut ada didekatnya lagi. Dan Minke membalasnya dengan: “kalau itu yang dikehendaki ayah apa boleh buat maka sekarang aku akan berbakti hanya pada seorang ibu”. Setelah proses persidangan yang berbelit, akhirnya Ah Tjong mengaku meracuni tuan Mellema secara perlahan dan dijatuhkan hukuman penjara tiga sampai lima tahun.
Meski Minke sempat dikeluarkan dari sekolah akhirnya dengan bantuan Herbetr de la Croix ia bisa meluluskan sekolahnya lalu menikahi Annelies secara Islam. Namun masalah yang lebih besar datang lagi kali ini dari Ir. Maurits Mellema yang menggugat harta perusahaan peninggalan tuan Mellema dan kewalianAnnelies yang jatuh padanya. Ia menuntut agar Annelies dipulangkan ke Nedherland dan tidak mengakui pernikahan mereka. Hukum Hindia Belanda terlalu kuat memihak padanya. Mampukah Minke dan nyai Ontosoroh mempertahankan Anneliesdan Boerderij Buitenzorg?. Temukan jawabannya dalam roman setebal 535 halaman ini.

Film

Bumi Manusia ini juga akan difilmkan. Sejak pertengahan tahun 2004 proses pembuatannya sudah mulai dilakukan. Hatoek Soebroto, seorang produser film, bersama PT. Elang Perkasa telah menandatangani kontrak pembuatan film itu bersama dengan pihak keluarga Pramoedya, pada 3 September 2004. PT. Elang Perkasa bekerja sama dengan perusahaan film milik Deddy Mizwar Citra Sinema dalam proses pembuatannya. [1]
Pencarian lokasi sudah dimulai sejak akhir 2005. Awal 2006 proses produksi dimulai dengan penulisan skenario oleh Jujur Prananto, penulis skenario Ada Apa dengan Cinta?. Garin Nugroho akan menyutradarai film ini.

@irawansuh
http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi_Manusia

Sabtu, 20 Juli 2013

Selamat Sampai tujuan

Temanku personil sekret berkurang, hari ini dia pulang kekampung halamannya.
Berkurang lagi orang yang bisa dijaili, uang patungan rokok berkurang, tapi jatah beras alhmdulillah nambah.
sekitar beberapa minggu lagi lebaran. Satu per satu temanku mulai berkumpul dengan keluarganya dikampung halaman. Biarlah, aku yang setiap hari tinggal bersama keluarga mungkin tidak bisa merasakan apa yang mereka rasa. hati-hati teman. sampaikan salam buat keluargamu! klo pulang jangan lupa bawa oleh-oleh :))